Rabu, 23 Januari 2019



Senja

Aku tersenyum bahagia melihat dirimu tertawa lepas denganku diatas motor yang sedang melaju.
Aku melihat dirimu menengok kesebelah kiri dan berulang.
Aku pun menengok kearah yang kau tengok, ternyata disitu ada senja.
Senja yang sangat indah, ada pantulan sinar matahari yang beberapa menit kemudian akan berganti dengan langit malam.
Sungguh aku tak pernah melihat senja seindah itu.
Aku tersenyum, terlihat warna langit senja itu memantulkan cahayanya pada wajahmu.
Aku tersadar dari lamunanku ketika melihat langit sore ini.
Ternyata itu dulu.
Aku tak pernah melihat senja seindah itu lagi,
Apa karena aku tak bersama dirimu?
Apa saat ini kau sedang melihat langit yang sama sepertiku?
Lihat, langitnya tak ada senja.
Seperti menahan sesuatu yang sangat menyesakkan.
Sama seperti diriku saat tak bersama dirimu.

Ia ingin pergi walau sesaat



Semua orang bisa melakukan apa saja ketika ia sedang bersedih.
Ia bisa melarikan diri, atau mengasingkan diri kemanapun yang ia inginkan.
Yang ia tahu, ia hanya ingin pergi jauh dari tempat yang membuatnya terluka.
Kota yang tidak menyimpan kenangan menjadi salah satu pilihan terbaik ketika sedang berduka.
Ia bukan melarikan diri dari masalah seperti kebayakan orang beranggapan itu.
Ia hanya ingin terdiam bersama angin disuatu tempat yang bahkan tidak mengenalnya.
Ia hanya ingin melihat awan yang masih setia bersama langit,
Ia bisa melakukan apa saja, meluapkan semua kekesalannya tanpa ada yang mengetahui.
Ia membutuhkan waktu untuk sendiri.
Bercerita pada diri sendiri, menangis sendiri, berteriak sendiri.
Karena menurutnya, hanya dirinya sendirilah yang paling mengerti.

Senin, 21 Januari 2019

Hujan di bulan November




Sekarang, waktu telah meninggalkan cerita kita dan menempatkannya di ruang yang hanya disebut masa lalu. Aku ingin memperjuangkanmu lebih lama, menunggu sesuatu yang nyatanya tak pernah ada, meyakinkan diriku bahwa kita akan bersama, namun itu hanyalah khayalanku saja. Aku tahu kamu tak akan kembali, tapi perasaanku tak ingin dibantah. Mungkin memang sepertinya benar, masa lalu akan tetap berada di masa lalu.

Aku masih saja belum bisa konsisten dengan apa yang akan aku lakukan. Ingin sekali berhenti, semudah kata yang dirangkai menjadi kalimat dan berakhir menjadi sebuah tulisan, namun membutuhkan pengorbanan untuk membuat fikiran dan jalan cerita itu berjalan dengan baik.

Aku ingin menyudahinya. Fikiranku terus saja berkata aku ingin menyudahinya, tetapi tetap saja hatiku selalu tak ingin dibantah. Aku ingin terus mempercayai keyakinanku, bahwa kamu dan aku masih dapat menjadi kita. Tetapi lambat laun keyakinan itu mulai goyah. Lambat laun waktu berjalan dengan cepat. Lambat laun aku tertinggal di tempat gelap. Ternyata keyakinan saja tidak cukup.

Waktu membawa kita pada masa yang berbeda. Dan waktu telah membuatmu mencintai seseorang yang kini ada dihatimu.

Bersamamu

Bersamamu..
Rasanya berbeda dari yang kurasakan sebelumnya,
Bersamamu, jantungku berdegup lebih tak biasa
Bersamamu, aku mampu tertawa lepas tanpa rasa ragu
Bersamamu, aku mampu menjadi diriku
Semua itu hanya ku rasakan pada dirimu, pada genggaman tangan yang menghangatkan,
Yang mampu membuatku merasa dimiliki.
Aku menyadari satu hal, ternyata hanya dirimu yang benar – benar membuatku merasa jatuh cinta.



Senja Aku tersenyum bahagia melihat dirimu tertawa lepas denganku diatas motor yang sedang melaju. Aku melihat dirimu menengok kese...