Rabu, 23 Januari 2019



Senja

Aku tersenyum bahagia melihat dirimu tertawa lepas denganku diatas motor yang sedang melaju.
Aku melihat dirimu menengok kesebelah kiri dan berulang.
Aku pun menengok kearah yang kau tengok, ternyata disitu ada senja.
Senja yang sangat indah, ada pantulan sinar matahari yang beberapa menit kemudian akan berganti dengan langit malam.
Sungguh aku tak pernah melihat senja seindah itu.
Aku tersenyum, terlihat warna langit senja itu memantulkan cahayanya pada wajahmu.
Aku tersadar dari lamunanku ketika melihat langit sore ini.
Ternyata itu dulu.
Aku tak pernah melihat senja seindah itu lagi,
Apa karena aku tak bersama dirimu?
Apa saat ini kau sedang melihat langit yang sama sepertiku?
Lihat, langitnya tak ada senja.
Seperti menahan sesuatu yang sangat menyesakkan.
Sama seperti diriku saat tak bersama dirimu.

Ia ingin pergi walau sesaat



Semua orang bisa melakukan apa saja ketika ia sedang bersedih.
Ia bisa melarikan diri, atau mengasingkan diri kemanapun yang ia inginkan.
Yang ia tahu, ia hanya ingin pergi jauh dari tempat yang membuatnya terluka.
Kota yang tidak menyimpan kenangan menjadi salah satu pilihan terbaik ketika sedang berduka.
Ia bukan melarikan diri dari masalah seperti kebayakan orang beranggapan itu.
Ia hanya ingin terdiam bersama angin disuatu tempat yang bahkan tidak mengenalnya.
Ia hanya ingin melihat awan yang masih setia bersama langit,
Ia bisa melakukan apa saja, meluapkan semua kekesalannya tanpa ada yang mengetahui.
Ia membutuhkan waktu untuk sendiri.
Bercerita pada diri sendiri, menangis sendiri, berteriak sendiri.
Karena menurutnya, hanya dirinya sendirilah yang paling mengerti.

Senja Aku tersenyum bahagia melihat dirimu tertawa lepas denganku diatas motor yang sedang melaju. Aku melihat dirimu menengok kese...